Awal Puasa dan Kejadian

Sewaktu gue lagi iseng pencet-pencet remote tv, gue agak heran. Gue heran karena liat stasiun tv Indosiar yang mengiklankan sinetron Islami. Kalau ngak salah judulnya muslimah atau muslimin gitu (nggak penting lah).
"Bukannya biasanya sinetron dangdut? " pikir gue dalam hati.
Diikuti dengan stasiun tv lainnya yang menampilkan berbagai iklan sinetron atau acara kuis komedi yang berbau Islami. Sebut aja Waalaikumsalam Cinta atau Saurprise. Jadi sinetron Waalaikumsalam Cinta ini bercerita tentang... (loh koq jadi ngomongin sinetron!?).
Oh iya, bulan puasa.
Gue baru inget sekitar dua hari sebelum puasa dimulai. Betapa begonya gue. Gu einget acara tv favorit gue dimulai, tapi gue nggak inget kapan bulan puasa . Dasar.
"Alhamdulillah," ucap gue. Akhirnya bulan yang ditunggu-tunggu umat muslim di seluruh dunia datang. Tiba juga kesempatan buat diri gue yang berlumur lumpur lapindo dosa karena sering menghina ini untuk memperbaiki diri.
Menahan hawa nafsu. Ya, itu yang harus bisa gue lakukan. Selama 30 hari penuh seluruh umat muslim, termasuk gue menjalankan ibadah puasa. Dari waktu imsak hingga maghrib nggak boleh makan dan minum, gue harus kuat!
Waktu gue kecil dulu (masi imuut) sebelum kelas 4 sd, gue sama sekali nggak tahan sama yang namanya puasa. Awalnya memang ikut sahur bareng keluarga, tapi begitu bangun tidur sekitar jam 8 udah makan lagi. Barulah kelas 4 sd gue puasa serius. Walaupun waktu itu bolong 2 hari.
Kalau masalah puasa, nyokap gue emang nggak terlalu maksain gue. Sebenernya dia takut justru kalau gue paksain diri. Padahal emang guenya aja yang males. Jadi, sebenernya nyokap tercinta ini pernah denger sebuah cerita di Semarang dulu (sampai gue kelas 2 sd gue tinggal di sana).
Jadi ceritanya ada sebuah keluarga yang terdiri dari ibu, ayah dan cucu (loh!?) anak yang berusia 5 tahunan. Saat bulan puasa, si anak di suruh ibunya untuk mengikuti kegiatan puasa. Awalnya si anak tidak komentar apa-apa, dia masih kuat. Pada siang hari, si anak merasa agak lapar, ia pun meminta membatalkan dirinya (dialog sudah diterjemahkan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia).
"Bu, aku lapar," si anak mengeluh pada ibunya.
"Tahan sebentar lagi yah, coba main deh biar nggak lapar", si ibu mencoba menahannya.
Si anak pun bermain sesuai dengan yang disarankan ibunya. Setelah capek bermain, sore harinya ia pun merasa lapar.
"Bu, aku lapar, boleh makan ya?" pinta si anak
"Tahan sebentar lagi, sebentar lagi adzan maghrib. Coba tidur biar nggak terasa" jawabnya singkat.
Si anak pun tidur dengan menahan lapar yang amat sangat amat sangat. Setelah adzan maghrib berkumandang, tidak ada suara si anak sama sekali. Si ibu yang mengira anaknya sedang tidur pun membangunkannya. Niat ingin memuji anaknya yang kuat puasa, si ibu malah shock karena anaknya sudah tidak bernyawa lagi . Si ayah juga shock karena tidak tampil dalam cerita. Tamat.
Nah, karena cerita itu nyokap gue nggak mau paksain gue puasa. Tapi gue juga nggak bisa berleha-leha saat orang lain puasa, gue pun mulai belajar puasa. Satu jam, dua jam dan akhirnya 12 jam.
Tapi bagi gue puasa merupakan kegiatan yang menyenangkan. Karena gue nggak harus makan siang (gue nggak suka makan siang, kecuali ngemil). Da lagi biasanya, pemerintah meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sayangnya tahun ini libur awal puasa cuma 3 hari, tapi libur lebarannya panjang .
Well, selama puasa ini gue bakal berusaha se-up-to-date mungkin. Gue juga mulai ada rencana buat menjadikan blog ini sebagai media untuk mencari uang. Sayangnya gue nggak tau gimana. Yah itung-itung belajar, nggak apa-apa kan?

Bani Biasa Mengucapkan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Bagi yang Menjalankan

Udah selesai, sekarang silakan kasih komentar. Apa, kamu suka dengan posting ini? Kalau gitu link aja blog ini, oke? Pasti gue backlink koq, sip.